KEMANDIRIAN INSTRUMENTAL ACTIVITY DAILY LIVING (IADL) PENYINTAS SKIZOFRENIA PEKERJA JOB CLUB
DOI:
https://doi.org/10.51878/paedagogy.v5i3.6771Keywords:
IADL, Job Club, Kemandirian, SkizofreniaAbstract
ABSTRAK
Independence in daily activities is very important for schizophrenia survivors, but disturbances in this aspect have the potential to cause serious problems such as impaired role function, decreased productivity, and increased dependency that burdens families and society. This study aims to determine the description of instrumental independence in daily living activities among job club workers at Klender Islamic Mental Hospital. This study used a qualitative phenomenological method with three informants, two men and one woman, with the following characteristics: schizophrenia survivors who had previously undergone rehabilitation at Klender Islamic Mental Hospital, participated in the Job Club program, and were aged 35-44 years. This study found that schizophrenia survivors participating in the Job Club program at the Klender Islamic Mental Hospital demonstrated varying levels of independence in performing instrumental activities of daily living (IADLs) such as shopping, cooking, cleaning, managing finances, and using transportation. Two out of three informants were able to perform these activities independently, while one informant still required assistance. This level of independence is influenced by participation in Job Clubs as well as other factors such as cognitive development, parenting styles, and socioeconomic environment. These findings suggest that with structured support and ongoing rehabilitation, schizophrenia survivors can rebuild functional independence and return to their roles in society.
Kemandirian dalam aktivitas sehari-hari sangat penting bagi penyintas skizofrenia, namun gangguan pada aspek ini berpotensi menimbulkan masalah serius seperti terhambatnya fungsi peran, menurunnya produktivitas, serta meningkatnya ketergantungan yang membebani keluarga dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemandirian instrumental activity daily living pada pekerja job club RSJ Islam Klender. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi dengan informan berjumlah 3 orang, 2 laki-laki dan 1 perempuan, dengan ciri-ciri: penyintas skizofrenia yang sebelumnya pernah menjalani rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa Islam Klender, mengikuti program Job Club, dan berusia 35-44 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa penyintas skizofrenia yang mengikuti program Job Club di RSJ Islam Klender menunjukkan tingkat kemandirian yang bervariasi dalam melakukan aktivitas instrumental kehidupan sehari-hari (IADL) seperti berbelanja, memasak, membersihkan rumah, mengelola keuangan, dan menggunakan transportasi. Dua dari tiga informan mampu menjalankan aktivitas secara mandiri, sedangkan satu informan masih memerlukan pendampingan. Tingkat kemandirian ini dipengaruhi oleh partisipasi dalam Job Club serta faktor-faktor lain seperti perkembangan kognitif, pola asuh, dan lingkungan sosial ekonomi. Temuan ini menunjukkan bahwa dengan dukungan yang terstruktur dan rehabilitasi yang berkelanjutan, penyintas skizofrenia dapat membangun kembali kemandirian fungsional dan berperan kembali di masyarakat.
Downloads
References
Akbar, A., & Rahayu, D. A. (2021). Terapi psikoreligius: Dzikir pada pasien halusinasi pendengaran. Ners Muda, 2(2), 66. https://doi.org/10.26714/nm.v2i2.6286
Antari, N. P. G., & Suariyani, N. L. P. (2021). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di Kabupaten Badung. Archive of Community Health, 8(2), 304. https://doi.org/10.24843/ach.2021.v08.i02.p08
Ariani, G. A. P. (2024). Kualitas hidup pasien ODGJ dalam proses recovery yang menjalani terapi okupasi hortikultural di wilayah kerja Puskesmas Kota Timur. Indonesia Berdaya, 5(4), 1159–1166.
Asti, E. G., & Widodo, T. M. (2020). Pengaruh modal kerja dan motivasi berwirausaha terhadap kemandirian usaha para peternak jangkrik di Kota Depok.
Badaruddin, B., & Betan, A. (2021). Fungsi gerak lansia dengan tingkat kemandirian lansia. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 10(2), 605–609. https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.663
Darsono, D. (2019). Pengaruh kemandirian terhadap prestasi belajar sejarah mahasiswa Pendidikan Sejarah FKIP UPY. Karmawibangga: Historical Studies Journal, 2(1), 1–9. https://doi.org/10.31316/fkip.v2i1.325
Erfiana. (2019). Hubungan antara kebermaknaan hidup dengan kemandirian pada remaja.
Glennasius, T., & Ernawati, E. (2023). Program intervensi dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keteraturan berobat pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya. Malahayati Nursing Journal, 5(12), 4239–4249. https://doi.org/10.33024/mnj.v5i12.12528
Hastuti, R. Y., & Rohmat, B. (2018). Pengaruh pelaksanaan jadwal harian perawatan diri terhadap tingkat kemandirian merawat diri pada pasien skizofrenia di RSJD Dr. RM Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Gaster, 16(2), 177. https://doi.org/10.30787/gaster.v16i2.294
Hermawan, U. (2021). Konsep diri dalam eksistensialisme Rollo May. Jaqfi: Jurnal Aqidah Dan Filsafat Islam, 6(1), 6.
Hermiati. (2018). Faktor yang berhubungan dengan kasus skizofrenia. Jurnal Keperawatan Silampari, 1(2), 91–102.
Janet, D. E. (2021). Hubungan antara eksistensi diri dengan pengungkapan diri melalui media sosial Instagram pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung.
Juwinda, M. (2024). Instrumental activity of daily living (IADL) pada lansia. Occupational Therapy Interventions, 5(3), 249–296. https://doi.org/10.4324/9781003525325-4
Kadmaerubun, M. C., et al. (2016). Hubungan kemandirian activity daily living (ADL) dengan kualitas hidup pada pasien schizophrenia di Poliklinik Jiwa RSJ Ghrasia DIY. Jurnal Keperawatan Respati, 3(1), 72–83.
Kase, A. D., et al. (2023). Resiliensi remaja korban kekerasan seksual di Kabupaten Timor Tengah Selatan: Analisis model Miles dan Huberman. INNER: Journal of Psychological Research, 3(2), 301–311.
Lestari. (2024). Hubungan kemandirian lansia dalam pemenuhan instrumental activity of daily living dengan kualitas hidup lansia di Puskesmas Rowotengah Kabupaten Jember. Medic Nutricia: Jurnal Ilmu Kesehatan, 4(1), 1–6.
Miniharianti, B. (2023). Hubungan dukungan sosial keluarga terhadap kemandirian pasien skizofrenia di wilayah kerja Puskesmas Kabupaten Pidie. Jurnal Keperawatan Dirgahayu (JKD), 5(1), 49–56. https://doi.org/10.52841/jkd.v5i1.337
Nasir, A., et al. (2023). Pendekatan fenomenologi dalam penelitian kualitatif. Innovative: Journal Of Social Science Research, 3(5), 4445–4451.
Nuraenah, et al. (2023). Edukasi kesehatan mental (masalah psikososial) pada remaja. Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), 6(11), 4307–4316.
Nurfaadhilah. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian untuk meningkatkan kualitas harga diri seseorang.
Putri, I. A., & Maharani, B. F. (2022). Skizofrenia: Suatu studi literatur. Journal of Public Health and Medical Studies, 1(1), 1–12.
Putri, S., & Komalasari, S. (2025). Analisis faktor trauma dari pengalaman toxic friendship pada Generasi Z. Jurnal Penelitian Psikologi, 12(1), 38–48.
Sa’diyah, R. (2017). Pentingnya melatih kemandirian anak. Kordinat: Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi Agama Islam, 16(1), 31–46. https://doi.org/10.15408/kordinat.v16i1.6453
Silviyana, A. (2022). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 4(November), 1377–1386.
Wahyuda, R., et al. (2023). Penerapan teknik psikoreligius: Terapi zikir pada pasien gangguan halusinasi pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. M. Ildrem Medan. Sentri: Jurnal Riset Ilmiah, 2(10), 4003–4010.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.