PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy
<p style="text-align: justify;"><strong>PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi</strong> | <strong>Terakreditasi Sinta 5 </strong>diterbitkan 4 kali setahun (Maret, Juni, September, dan Desember) oleh Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I) yang berafiliasi dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi, MKKS SMP Negeri Kab. Lombok Timur dan <em>Education Training Centre </em>UNESA. Jurnal ini berisi artikel hasil pemikiran dan penelitian yang ditulis oleh para guru, dosen, pakar, ilmuwan, praktisi, dan pengkaji dalam semua disiplin ilmu yang berkaitan dengan ilmu pendidikan dan psikologi.<br /><strong>e-ISSN : </strong><strong>2797-3344 </strong><strong>| </strong><strong>p-ISSN :</strong> <strong>2797-3336</strong></p>Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)en-USPAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi2797-3336HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA KARYAWAN DI PT. BINA SAN PRIMA
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/3296
<p>The company is one form of organization which is a forum for cooperation of a group of people to achieve a predetermined goal. The success of an organization or company cannot be separated from the good performance of an employee. Employee performance is influenced by several factors, one of which is Organizational Culture. Based on the description above, the purpose of this study is to determine the relationship between Organizational Culture and Employee Performance at PT Bina San Prima. This study uses quantitative research methods with a sample of thirty people taken using purposive sampling method. Data analysis using the Pearson Product Moment correlation test method. The results of the correlation test show that the rxy value is -0.303 with a significance value of 0.104 (p>0.05). This shows that there is no significant relationship between Organizational Culture and Employee Performance at PT Bina San Prima.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Perusahaan merupakan salah satu bentuk dari organisasi yang merupakan wadah kerja sama dari sekumpulan orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan tidak terlepas dari baiknya kinerja seorang karyawan. Adapun kinerja karyawan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah Budaya Organisasi. Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT. Bina San Prima. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan sampel berjumlah tiga puluh orang yang diambil menggunakan metode <em>purposive sampling. </em>Analisis data menngunakan metode uji korelasi <em>Pearson Product Moment. </em>Hasil dari uji korelasi menunjukkan bahwa nilai r<sub>xy</sub> sebesar -0.303 dengan nilai signifikansi sebesar 0,104 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan di PT. Bina San Prima.</p>ADI SETIAWANMENIK TETHA AGUSTINA
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-09-242024-09-244321922710.51878/paedagogy.v4i3.3296PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA, KEPATUHAN MINUM OBAT, DAN DUKUNGAN LINGKUNGAN SEKITAR TERHADAP KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/3322
<p>Schizophrenia is a chronic mental disorder that requires long-term treatment and is often accompanied by the risk of relapse. Relapse refers to the return of symptoms after a period of improvement or remission. This study aims to examine the effects of family support, medication adherence, and environmental support on relapse in schizophrenia patients. A quantitative approach was used to test the established hypothesis. Data were collected through a questionnaire that measured the variables of family support, medication adherence, and environmental support. Testing was carried out by analyzing validity, reliability, and R-Square analysis using the PLS (Partial Least Squares) model. The results showed that all instruments were valid and reliable, with Cronbach's Alpha and Composite Reliability values greater than 0.7. R-Square analysis indicated that family support, medication adherence, and environmental support collectively explained 63.3% of the variability in relapse among schizophrenia patients. Hypothesis testing demonstrated a positive and significant relationship between these three variables and schizophrenia relapse. This study confirms that family support, adherence to medication regimens, and positive environmental support can significantly reduce the risk of relapse in schizophrenia patients. Interventions focusing on improving these aspects may contribute to more effective management of schizophrenia and enhance patients' quality of life.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang membutuhkan perawatan jangka panjang dan sering kali disertai dengan risiko kekambuhan. Kekambuhan ini merujuk pada kembalinya gejala setelah periode perbaikan atau remisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, dan dukungan lingkungan terhadap kekambuhan pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur variabel dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, dan dukungan lingkungan. Pengujian dilakukan dengan analisis validitas, reliabilitas, dan analisis R-Square menggunakan model PLS (Partial Least Squares). Hasil menunjukkan bahwa semua instrumen valid dan reliabel, dengan nilai Cronbach Alpha dan Composite Reliability > 0.7. Analisis R-Square menunjukkan bahwa dukungan keluarga, kepatuhan minum obat, dan dukungan lingkungan secara kolektif menjelaskan 63.3% dari variabilitas kekambuhan pada pasien skizofrenia. Uji hipotesis menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara ketiga variabel tersebut terhadap kekambuhan skizofrenia. Penelitian ini mengonfirmasi bahwa dukungan keluarga, kepatuhan terhadap regimen obat, dan dukungan lingkungan yang positif secara signifikan dapat mengurangi risiko kekambuhan pada pasien skizofrenia. Intervensi yang berfokus pada peningkatan aspek-aspek ini dapat berkontribusi pada pengelolaan skizofrenia yang lebih efektif dan peningkatan kualitas hidup pasien.</p>EDDY EDDY
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-122024-10-124322823710.51878/paedagogy.v4i3.3322WORK LIFE BALANCE DAN KEPUASAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA POLWAN YANG SUDAH MENIKAH DI POLDA JATENG
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/3320
<p>This study examines the influence of work-life balance and job satisfaction on work stress levels among married policewomen (Polwan) in the Central Java Regional Police. The issue often arises for policewomen who must balance their roles as both employees and homemakers, frequently leading to work-related stress. This research aims to determine the extent to which work-life balance and job satisfaction affect stress levels in policewomen. The study involved 102 married policewomen with children. Data were collected using work-life balance, job satisfaction, and work stress scales, and analyzed using multiple linear regression techniques. The results showed that 57% of policewomen had low levels of work-life balance, 46% had low job satisfaction, and 45% experienced moderate work stress levels. Moreover, work-life balance contributed 50.5% and job satisfaction contributed 38% to work stress levels. The conclusion of this study highlights the importance of managing work-life balance and job satisfaction to reduce work stress among married policewomen.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Penelitian ini membahas tentang pengaruh <em>work-life balance</em> dan kepuasan kerja terhadap tingkat stres kerja pada polisi wanita (Polwan) yang sudah menikah di Polda Jawa Tengah. Masalah sering terjadi pada Polwan yang harus menyeimbangkan peran sebagai pekerja dan ibu rumah tangga, yang seringkali menyebabkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana <em>work-life balance</em> dan kepuasan kerja mempengaruhi tingkat stres pada Polwan. Subjek penelitian terdiri dari 102 Polwan yang sudah menikah dan memiliki anak. Data dikumpulkan menggunakan skala <em>work-life balance,</em> skala kepuasan kerja, dan skala stres kerja, yang dianalisis menggunakan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57% Polwan memiliki tingkat <em>work-life balance</em> rendah, 46% memiliki kepuasan kerja rendah, dan 45% berada pada tingkat stres kerja sedang. Selain itu, <em>work-life balance</em> memberikan pengaruh sebesar 50,5% dan kepuasan kerja sebesar 38% terhadap tingkat stres kerja. Kesimpulan penelitian ini adalah pentingnya pengelolaan work-life balance dan kepuasan kerja untuk mengurangi stres kerja pada Polwan yang sudah menikah. </p>MARITA RIANTIKARAHMAWATI DWI RAHAYUAUDY RATIH PRATIWIRINI SUGIARTIFENDY SUHARIADI
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-122024-10-124323824310.51878/paedagogy.v4i3.3320ACADEMIC SELF CONCEPT AND ESTEEM SUPPORT IN MATHEMATICS STUDENTS: DO THEY AFFECT ACADEMIC BUOYANCY
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/3321
<p>Mathematics is a discipline that is taught at all levels of education, including in higher education. However, mathematics in higher education is very different from mathematics at other levels. Learning mathematics in college requires higher-level cognitive abilities, such as analysis, synthesis, and evaluation. Students are required to achieve great achievements. The different learning system requires students to adapt and complete academic tasks and challenges. This can cause students to experience difficulties and fear of failure in meeting these tasks and challenges. This study aims to identify the relationship between academic self concept and esteem support with academic buoyancy in mathematics education students. The research method used is a quantitative approach. The subjects of this study were 103 mathematics education students. The data collection technique in this study used purposive sampling technique. Data collection tools in the form of a perception scale questionnaire regarding academic buoyancy scale (42 items), academic self concept scale (31 items), and esteem support scale (20 items). Data analysis in this study used multiple linear regression analysis. The results of this study indicate that there is a significant positive relationship between academic self concept and academic buoyancy with a correlation coefficient (R) of 0.593 with a significance of 0.001 (p<0.001). Meanwhile, the relationship between esteem support to academic buoyancy has a significant positive relationship with a correlation coefficient (R) of 0.909 with a significance of 0.001 (p <0.001). The effective contribution of the academic self-concept variable to the academic buoyancy variable is 19.6%. Meanwhile, the effective contribution provided by esteem support to the academic buoyancy variable is 72.6%. So it can be concluded that the higher the academic self concept, the higher the academic buoyancy. Meanwhile, the higher the esteem support, the higher the academic buoyancy.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Matematika merupakan suatu disiplin ilmu yang diajarkan di semua tingkat pendidikan, termasuk di perguruan tinggi. Namun, matematika di perguruan tinggi sangat berbeda dari matematika di jenjang lainnya. Pembelajaran matematika di perguruan tinggi memerlukan kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti analisis, sintesis, dan evaluasi. Mahasiswa diharuskan untuk meraih prestasi yang gemilang. Sistem pembelajaran yang berbeda menuntut mahasiswa untuk beradaptasi dan menyelesaikan tugas serta tantangan akademik. Hal ini dapat menyebabkan mahasiswa mengalami kesulitan dan ketakutan akan kegagalan dalam memenuhi tugas dan tantangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara <em>academic self concept</em> dan <em>esteem support</em> dengan <em>academic buoyancy</em> pada mahasiswa pendidikan matematika. Metode penelitian yang digunakan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian ini yaitu mahasiswa pendidikan matematika sebanyak 103 subjek. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Alat pengumpulan data berupa kuisioner skala persepsi mengenai <em>academic buoyancy scale</em> (42 item), skala <em>academic self concept scale</em> (31 item), dan skala <em>esteem support</em> (20 item). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara <em>academic self concept</em> terhadap <em>academic buoyancy</em> dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,593 dengan signifikansi sebesar 0,001 (p<0.001). Sedangkan untuk hubungan antara <em>esteem support</em> terhadap <em>academic buoyancy</em> memiliki hubungan positif signifikan dengan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,909 dengan signifikansi sebesar 0,001 (p<0.001). Sumbangan efektif dari variabel <em>academic self concept</em> terhadap variabel <em>academic buoyancy</em> sebesar 19,6%. Sedangkan, sumbangan efektif yang diberikan oleh <em>esteem support</em> terhadap variabel <em>academic buoyancy</em> sebesar 72,6%. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi <em>academic self concept</em> maka akan semakin tinggi <em>academic buoyancy</em>. Sedangkan, semakin tinggi <em>esteem support</em> maka akan semakin tinggi <em>academic buoyancy</em>.</p>KHOIRIYA ULFAHAHMAD SUPRIANDINUGROHO ARIEF SETIAWAN
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-10-122024-10-124324425610.51878/paedagogy.v4i3.3321PENGARUH BEBAN KERJA, BEBAN EMOSI, DAN STRES KERJA TERHADAP KECEMASAN KARYAWAN DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/3417
<p>This study aims to analyze the influence of workload, emotional burden, and job stress on employee anxiety in correctional institutions. The research was conducted on employees of the Bulu Class II Correctional Institution in Semarang using a quantitative approach. Data was obtained through questionnaires with purposive sampling techniques involving 69 respondents. The results of the analysis showed that workload and emotional burden had a significant effect on job stress and anxiety. Job stress also plays a role as an intervening variable in the relationship between workload and anxiety.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh beban kerja, beban emosi, dan stres kerja terhadap kecemasan karyawan di Lembaga Pemasyarakatan. Penelitian dilakukan pada karyawan Lembaga Pemasyarakatan Bulu Kelas II Semarang dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Data diperoleh melalui kuesioner dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 69 responden. Hasil analisis menunjukkan bahwa beban kerja dan beban emosi berpengaruh signifikan terhadap stres kerja dan kecemasan. Stres kerja juga berperan sebagai variabel intervening dalam hubungan antara beban kerja dan kecemasan.</p>GALUH SEKARSUCI WAHYU NINGTYASHARDANI WIDHIASTUTIRUSMALIA DEWI
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-11-082024-11-084325726310.51878/paedagogy.v4i3.3417ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF WORK-LIFE BALANCE AND ORGANIZATIONAL CULTURE ON WORK ENGAGEMENT THROUGH JOB SATISFACTION AS AN INTERVENING VARIABLE AMONG BINTARA MEMBERS OF PUBLIC RELATIONS DIVISION OF CENTRAL JAVA REGIONAL POLICE
https://jurnalp4i.com/index.php/paedagogy/article/view/3416
<p>This study aims to assess the influence of work-life balance and organizational culture on work engagement, with job satisfaction serving as a mediating variable, among Bintara personnel in the Public Relations Division of the Central Java Regional Police. A quantitative correlational approach was used, with 39 Bintara respondents participating. The results show that organizational culture has a significant impact on work engagement, while work-life balance does not exhibit a substantial effect. Furthermore, job satisfaction does not mediate the relationship between work-life balance, organizational culture, and work engagement. The validity tests reveal that all variables have AVE values greater than 0.5 and Cronbach's Alpha scores above 0.7, indicating high validity and reliability. These findings highlight the important role of organizational culture in promoting work engagement among police officers and recommend improvements to work-life balance policies within police institutions.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh work-life balance dan budaya organisasi terhadap work engagement, dengan kepuasan kerja sebagai variabel mediasi, pada personel Bintara Divisi Humas Polda Jawa Tengah. Pendekatan korelasional kuantitatif digunakan, dengan partisipasi 39 responden Bintara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement, sedangkan work-life balance tidak menunjukkan pengaruh yang substansial. Lebih lanjut, kepuasan kerja tidak memediasi hubungan antara work-life balance, budaya organisasi, dan work engagement. Uji validitas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai AVE lebih besar dari 0,5 dan skor Cronbach's Alpha di atas 0,7, yang menunjukkan validitas dan reliabilitas yang tinggi. Temuan ini menyoroti peran penting budaya organisasi dalam meningkatkan work engagement di kalangan polisi dan merekomendasikan perbaikan kebijakan work-life balance di dalam institusi kepolisian.</p>ANA ARISTIYANIHARDANI WIDHIASTUTIRUSMALIA DEWI
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2024-11-082024-11-084326427210.51878/paedagogy.v4i3.3416