EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI OKUPASI: MEMAKAI SEPATU TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK AUTIS DI SLB KARYA ILAHI MAUMERE
DOI:
https://doi.org/10.51878/paedagogy.v4i4.4444Keywords:
Terapi Okupasi, Kemandirian, anak AutisAbstract
Wearing shoes is a simple activity for children, but for children with autism, the activity of wearing shoes becomes a difficult challenge because it requires good motor coordination and understanding of instructions. This study aims to assess the effectiveness of occupational therapy to wear shoes independently, with a focus on independent ability in SLB Karya Ilahi Maumere. The subject in this study was a child with autism who showed difficulty in performing the activity of wearing shoes before intervention. The research method used is an experiment with a single subject or Single Subject Research (SSR). The research design pattern used in this study is A-B-A Design. The instrument in this study is an observation sheet that has been modified in accordance with the components of shoe-wearing skills that are in accordance with the abilities to be measured. The results showed that occupational therapy was effective in increasing children's independence, where before the intervention obtained 7 scores which meant that the child's independence was very low and after the intervention obtained 22 scores which meant that the child had high independence. This shows that occupational therapy as an intervention can support the development of autistic children's life skills, especially in the activity of wearing shoes independently.
ABSTRAK
Memakai sepatu merupakan aktivitas yang sederhana bagi anak-anak, namun bagi anak yang mengalami autis, aktivitas memakai sepatu menjadi tantangan sulit karena membutuhkan koordinasi motorik maupun pemahaman instruksi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efektivitas terapi okupasi memakai sepatu secara mandiri, dengan fokus pada kemampuan secara mandiri di SLB Karya Ilahi Maumere. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang anak autis yang menunjukkan kesulitan dalam melakukan aktivitas memakai sepatu sebelum intervensi. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR). Adapun pola desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Desain A-B-A. Instrument dalam penelitian ini berupa lembar obsrevasi yang telah dimodifikasi sesuai dengan komponen keterampilan memakai sepatu yang sesuai dengan kemampuan yang akan diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi okupasi efektif dalam meningkatkan kemandirian anak, dimana sebelum diintervensi memperoleh 7 skor yang artinya kemandirian anak sangat rendah dan setelah diberikan intervensi memperoleh 22 skor yang berarti anak memiliki kemandirian tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa terapi okupasi sebagai intervensi dapat mendukung perkembangan keterampilan hidup anak autis, khususnya dalam kegiatan memakai sepatu secara mandiri.
Downloads
References
American Psychiatric Association. (2022). Autism spectrum disorder. https://www.psychiatry.org/patientsfamilies/autism
Dewi, A. A. A., & Valentina, T. D. (2013). Hubungan kelekatan orangtua-remaja dengan kemandirian pada remaja di SMKN 1 Denpasar. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1), 181-189.
Jafril, Y., Nabella, EP, & Nofriadi, N. (2019, Desember). Terapi Okupasi Bina Diri Terhadap Kemandirian Pada Anak Tunagrahita. Dalam Prosiding Seminar Kesehatan Perintis (Vol. 2, No. 1, hlm. 105-105).
Mahdalena, R., Shodiq, MS, & Dewantoro, DA (2020). Melatih motorik halus anak autis melalui terapi okupasi. Jurnal Ortopedagogia , 6 (1), 1-6.
Ousley, O., & Cermak, T. (2014). Autism spectrum disorder: defining dimensions and subgroups. Current developmental disorders reports, 1, 20-28.
Raffi, I., Indriati, G., & Utami, S. (2018). Efektifitas Pemberian Terapi Okupasi Dalammeningkatkankemandirian Makan Pada Anak Usia Sekolah Dengan Down Syndrome. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 5(1), 1-11.
Sehatyes. (2024). Memahami Autism Spectrum Disorder (ASD) di Indonesia. https://sehatyes.com/memahami-autism-spectrum-disorder-asd-di-indonesia/
Stefanni, DM. (2024). Wamenkas Ungkap 2,4 Juta Anak di Indonesia Idap Autisme. https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7336606/wamenkes-ungkap-2-4-juta-anak-di-indonesia-idap-autisme
Yanti, L., & Widyastuti, L. (2021). Pengaruh Terapi Okupasi Untuk Melatih Perkembangan Motorik Halus Anak Autisme. Jurnal Kesehatan, 10(2).
Yulianti, R. T., & Rudiyanto, R. (2024). Peran Orang Tua dengan Anak Gangguan Autisme. Aulad: Journal on Early Childhood, 7(3), 918-925.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.