MENGURANGI PERILAKU BULLYING MELALUI METODE ROLE-PLAYING DI MTs NEGERI 2 PURBALINGGA
DOI:
https://doi.org/10.51878/paedagogy.v2i1.1054Keywords:
Bulling, Role PlayingAbstract
In the context of education, especially in schools, the term bullying refers to aggressive behavior that is carried out repeatedly by a person or group of students who have power over other students or students who are weaker, with the aim of hurting that person. The tendency of aggressive behavior is closely related to students' affectiveness. Affective is an aspect of behavior that includes feelings and emotions and describes a form outside the scope of consciousness, for example: talents, interests, self-concept, and so on. Aggressive behavior is an affective form, especially an attitude, and this can be seen as a readiness to always respond in a certain way and emphasize the implications of its behavior. Based on the data obtained from the results of the analysis carried out, it can be concluded that the role-playing technique can reduce bullying behavior in class VIII D students at MTs N 2 Purbalingga. Most of the bullying behavior before being given treatment was in the moderate category. After being given treatment using the role-playing method there was a change in behavior. Perpetrators can reduce or reduce bullying behavior. In addition, there is an increase in empathy from witnesses of bullying behavior so that it can suppress bullying behavior. It is shown that the average score (mean) achieved by students has decreased from 17.41 to 12.72 for bullying perpetrators, 19.69 to 15.00 bullying victims and as a witness to bullying from 4.34 to 3, 14. In addition, the percentage of bullying behavior decreased by 25.3% for bullies, 22.7% for bullying victims and 29.9% for witnesses of bullying. Categorization in the pre-cycle and cycle also experienced a decrease in bullying behavior entirely into the low category and the score for bullying behavior in the very high and high categories was less than 20%. Therefore, based on the results of the interpretation of the scale, the results of observations, and the results of interviews with the BK teacher as a facilitator and researcher, they decided not to continue in cycle II.
ABSTRAK
Dalam konteks dunia pendidikan, khususnya di sekolah, istilah bullying merujuk pada perilaku agresif yang dilakukan berulang–ulang oleh seseorang atau kelompok siswa yang memiliki kekuasaan terhadap siswa atau siswi lain yang lebih lemah, dengan tujuan menyakiti orang tersebut. Kecendrungan perilaku agresif, berkaitan erat dengan afektif siswa. Afektif merupkan aspek tingkah laku yang mencakup perasaan serta emosi dan menggambarkan suatu bentuk di luar ruang lingkup kesadaran, misalnya: bakat, minat, konsep diri, dan lain sebagainya. Perilaku agresif merupakan bentuk afektif khususnya sikap, dan hal ini dapat dilihat sebagai kesiapan untuk selalu menanggapi dengan cara tertentu dan menekankan implikasi perilakunya. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik role-playing dapat mengurangi perilaku bullying pada siswa kelas VIII D di MTs N 2 Purbalingga. Perilaku bullying sebelum diberikan treatment sebagian besar dalam kategori sedang. Setelah diberikan treatment menggunakan metode role-playing terjadi perubahan perilaku. Pelaku dapat menurunkan atau mengurangi perilaku bullying. Selain itu terdapat peningkatan empati dari saksi prilaku bullying sehingga dapat menekan perilaku bullying. Hal ini ditunjukkan skor rata-rata (mean) yang dicapai siswa mengalami penurunan pada pelaku bullying pada awalnya 17,41 menjadi 12,72, pada korban bullying dari 19,69 menjadi 15,00 dan sebagai saksi bullying dari 4,34 menjadi 3,14. Selain itu, persentase penurunan perilaku bullying pada pelaku bullying mengalami penurunan sebesar 25,3%, pada korban bullying mengalami penurunan sebesar 22,7% dan saksi bullying mengalami penurunan sebesar 29,9%. Kategorisasi pada pra siklus dan siklus juga mengalami penurunan perilaku bullying seluruhnya menjadi kategori rendah dan skor perilaku bullying yang berada dalam kategori sangat tinggi dan tinggi kurang dari 20%. Oleh karena itu, berdasarkan hasil interpretasi skala, hasil observasi, dan hasil wawancara guru BK sebagai fasilitator dan peneliti menentukan untuk tidak melanjutkan pada siklus II.
Downloads
References
Abu Huraerah. (2007). Kekerasan terhadap Anak. Bandung : Nuansa.
Andi Mapierre.(1982). Psikologi Remaja. Malang:Usaha Nasional.
Andri Priyatna. (2010). Let’s End Bullying. Memahammi, Mencegah dan Mengatasi Bullying. Jakarta: PT Elex Media Kompotindo.
Beane, Allan L. (2008). Protect Your Child From Bullying. San Fransisco: Jossey- Bass.
Binti Maunah. (2009). Landasan Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit teras
Cloroso, Barbara (2006). Penindas, Tertindas, dan Penonton: Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta: Serambi Ilmu Pustaka.
Dwi Siswoyo. (2007). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Endang Poerwanti dan Nur widodo. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Malang: UMM Press.
Hamzah B. Uno. (2011). Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara.
Hartman, Don. (2006). Personality and Social Development. Utah: Departement of Psychology University of Utah.
Heri Rahyubi. (2012). Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Deskripsi dan Tinjauan Kritis. Bandung: Nusa Media.
Hurlock, E. B (1991). Psikologi Perkembangan . Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. (Alih bahasa: Istiwiyanti & Sudjarwo). Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Ibrahim R. dan Nana Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Kineka Cipta.
Kartini Kartono. (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju.
Martinis Yamin. (1896). Profesionalisme Guru dan Implementasinya. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Miftahul Huda.(2013). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Moh Nazir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Monks, F.J. (2002) Psikologi Perkembangan : Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Nana Sudjana .(2005). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. (2008). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Oskamp, Stuart. (1991). Attitude and Opinions, New Jersey: Prentince Hall, inc.
Panut Panuju, & Ida Umami. (2005). Psikologi Remaja. Yogyakarta : PT Tiara Wacana Jogja.
Ponny Retno Astuti. (2008). Meredam Bullying. Jakarta: Grasindo.
Saifuddin Azwar. (2010). Tes Prestasi . Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Santrock, Jhon W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja (terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Sarlito Wirawan Sarwono (2005). Psikologi Remaja. Rev. ed. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sejiwa. (2008). Bullying: Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta: Grasindo.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2010).Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :Rineka Cipta.
Suwarsih Madya. (2007). Penelitian Tindakan : Teori dan Praktik. Bandung : Alfabeta.
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain .2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Tadkiroatun Musfiroh. (2005). Bermain Sambil Belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta : Depdiknas.
Tatiek Romlah (2006). Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negri Malang.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Yusuf, Syamsu. (2001). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Zulkifli. (2005). Psikologi perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosadakarya.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.