PENERAPAN MODEL PROBLEM BASE LEARNING DALAM MENGANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEDERHANA PADA SISWA SMKN 1 SURABAYA
DOI:
https://doi.org/10.51878/vocational.v3i3.2406Keywords:
Model Pembelajaran, Problem Base Learning, Laporan Keuangan SederhanaAbstract
Teaching and learning activities are one unit of two unidirectional activities. Learning activities are primary activities, while teaching is a secondary activity intended for optimal learning activities to occur. A conducive and enjoyable learning condition is expected to be able to make students learn, because indirectly students will be motivated to be active in teaching and learning activities in class. In reality the teacher as a class facilitator is still not able to maximize learning activities, this can be seen from the presence of students who are less active in learning and student scores are still below the KKM (Minimum Completeness Criteria). Starting from this condition, the teacher conducts classroom action research by applying the Problem Base Learning Model in Analyzing Simple Financial Statements for Class XII OTKP 3 SMKN 1 Surabaya so that learning outcomes achieve KKM (Minimum Completeness Criteria) scores. The various instruments used in this study included learning achievement test sheets consisting of and in the form of student respondent questionnaires, pre-tests and post-tests, observation sheets, interview sheets, student response questionnaires, and also student worksheets. After conducting classroom action research there was a significant increase. From the results of the Pre-Cycle with learning completeness only 42%, the results obtained from Cycle I were 80% and Cycle II were 100%.
ABSTRAK
Kegiatan belajar mengajar merupakan satu kesatuan dari dua kegiatan yang searah. Kegiatan belajar adalah kegiatan primer, sedangkan mengajar merupakan kegiatan sekunder yang dimaksudkan untuk dapat terjadi kegiatan belajar yang optimal. Suatu kondisi pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan diharapkan mampu membuat siswa belajar, karena secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar dikelas. Dalam kenyataannya guru sebagai fasilitator dikelas masih belum bisa memmaksimalkan kegiatan belajar, hal ini terlihat dari adanya siswa yang kurang aktih dalam pembelajaran dan nilai siswa masih banyak dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Bertolak dari kondisi ini guru yang mengadakan penelitian tindakan kelas dengan Penenerapan Model Problem Base Learning Dalam Menganalisis Laporan Keuangan Sederhana Pada Siswa Kelas XII OTKP 3 SMKN 1 Surabaya agar hasil belajar mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Berbagai instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain lembar tes hasil belajar yang terdiri dari dan berupa angket responden siswa, pre tes dan post tes, lembar observasi, lembar wawancara, angket respon siswa, dan juga lembar kerja siswa. Setelah diadakan penelitian tindakan kelas ada peningkatan yang signifikan. Dari hasil Pra Siklus dengan ketuntasan belajar hanya 42 %, diperoleh hasil Siklus I sebesar 80% dan siklus II sebesar 100%.
Downloads
References
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arnold, R. D., & Wade, J. P. (2015). A Definition of Systems Thinking: A Systems Approach. Procedia Computer Science, 44(1), 669 – 678.
Dasa Ismaimuza. (n.d.). pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan strategi konflik kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan sikap siswa smp. jurnal pendidikan matematika, vol.4(no.1), h.2
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan pembelajaran.Yogyakarta:Pustaka Belajar
Kao, C. Y. (2014). Exploring the Relationships Between Analogical, Analytical, and Creative Thinking. Thinking Skills and Creativity, 13(1), 80–88.
Kemendikbud. (2015). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 53 Tahun 2015 Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
Kunandar.(2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kurniasih, Imas. (2015). Ragam pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Proesionalitas Guru. PT. Kata Pena
Pandu, Leonardus Baskoro Y. (2013). Penerapan model Problem Based Learning dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa kelas EI SMK N 2 Wonosari Yogyakarta
Pennycook, G., Fugelsang, J. A., & Koehler, D. J. (2015). Everyday Consequences of Analytic Thinking. Current Directions in Psychological, 24(6), 425–432.
Rifa’i, b. (2013). kontribusi pengelolaan laboratorium dan motivasi belajar siswa kebijakan dan manajemen publik, vol.1(no.1), h.132.
Rusman. (2010). model-model pembelajaran. jakarta: gravindo persada. Saregar, a. (2016). pembelajaran pengantar fisika kuantum dengan memanfaatkan media phet simulation dan lkm melalui pendekatan saintifik?: dampak pada minat dan penguasaan konsep mahasiswa introduction study using quantum physics media phet simulation and lkm ( student works. jurnal ilmiah pendidikan fisika “albiruni,” vol.05(no.1), h.55.
Santhitiwanicha, A., Pasipholb, S., & Tangdhanakanondc, K. (2014). The Integration of Indicators of Reading, Analytical Thinking and Writing Abilities with Indicators of Subject Content. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 116(1), 4854 – 4858
Siregar, purwanto dan seri. (2016). pengaruh model pembelajaran problem based learning (pbl) terhadap belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas x semester ii sma negeri 11 medan t.p 2014/2015. jurnal ikatan alumni fisika universitas negeri malang, vol.2(no.1), h.26.
Sudira, P. (2006). Pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan. Depdiknas: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Subdit Pembelajaran