PEMANFAATAN KOMPOSIT FE(HTRZ)3(BF4)2–NATA DE COCO SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTIS PADA SENYAWA KOMPLEKS
DOI:
https://doi.org/10.51878/teaching.v2i1.1083Keywords:
Komposit, Nata de coco, Media pembelajaran, HisteresisAbstract
Fe(Htrz)3(BF4)2 – nata de coco composite can be made by reacting Iron (II) tetrafluoroborate and triazole ligand in nata de coco matrix. The resulting composite is purple in color, because the Fe(Htrz)3(BF4)2 complex is formed in the nata de coco matrix. When this composite is heated, the color changes to white starting at 373 K to 398 K and when the temperature is lowered, the color of the composite changes back to purple at 358 K to 333 K. The appearance of such complex compounds is known as the hysteresis effect, which has the potential for storage. information on electronic devices, which depends on the width of the hysteresis. Determined by the Image J Sever program, the Fe(Htrz)3(BF4)2 complex has a hysteresis width of 40 K. The hysteresis phenomenon can be associated with the electron spin transition process on the central atom which is related to the magnetic properties of the complex compound. The characteristic of Fe(Htrz)3(BF4)2 – nata de coco composite which undergoes color changes in the high and low temperature range is a unique phenomenon of complex compounds, and can be used as an interesting learning medium for students in discussing the nature of complex compounds.
ABSTRAK
Komposit Fe(Htrz)3(BF4)2 – nata de coco dapat dibuat dengan cara mereaksikan Besi (II) tetrafluoroborat dan ligan triazol dalam matrik nata de coco. Komposit yang dihasilkan berwarna ungu, karena kompleks Fe(Htrz)3(BF4)2 terbentuk di dalam matrik nata de coco. Ketika komposit ini dipanaskan terjadi perubahan warna menjadi putih mulai pada suhu 373 K sampai 398 K dan ketika temperaturnya diturunkan, warna komposit berubah kembali menjadi ungu pada suhu 358 K sampai 333 K. Penampilan senyawa kompleks seperti ini dikenal sebagai efek histeresis, yang berpotensi sebagai penyimpanan informasi pada perangkat elektronik, yang tergantung pada lebar histeresis. Ditentukan dengan program Image J Sever diperoleh kompleks Fe(Htrz)3(BF4)2 memiliki lebar histeresis sebesar 40 K. Fenomena histeresis dapat diasosiasikan sebagai proses transisi spin elektron pada atom pusat yang berkaitan dengan sifat kemagnetan senyawa kompleks. Karakteristik komposit Fe(Htrz)3(BF4)2 – nata de coco yang mengalami perubahan warna dalam rentang suhu tinggi dan suhu rendah ini merupakan fenomena unik dari senyawa kompleks, dan dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang menarik bagi siswa pada pembahasan sifat senyawa kompleks.
Downloads
References
Kustandi, Cecep dan Bambang, Sutjipto (2011) : Media Pembelajaran. Ghalia Indonesia. Bogor .
Junaidi (2002): Peran Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar, Jurnal Mnagemen Pendidikan dan Pelatihan vol.3 no.1
Gütlich, P. dan Goodwin, H.A. (2004): Spin Crossover-An Overall Perspective, Top. Curr. Chem., 233, 1 – 47.
Labanu, L. (2010) : Sintesis dan Aplikasi Senyawa Kompleks Besi(II) dengan Ligan 1,2,4 –Triazol untuk Pembelajaran Kimia. Thesis. Magister Pengajaran Kimia, ITB
Nakamoto, A., Kojima, N., Jun, N. X., Morimoto, Y., Nakamura, A., (2005) : Demonstration of the Thermally Induced High Spin – Low Spin Transition for a Transparent Spin Crossover Complex Film [FeII(Htrz)3]- Nafion (trz = triazole), Science Direct, 24, 2909 – 2912
O’Neill, H., Evans, B.R., Woodward, J., (2002) : Bacterial Cellulose Membrane. Oakridge National Laboratory. Dept. of Biochemistry, Cellular and Molecular Biology. University of Tennessee
Salitros, I., Madhu, N.T., Boca, R., Pavlik, J., Ruben, M. (2008) : Room Temperature Spin Transition Iron Compounds. Springer – Verlag
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 TEACHING : Jurnal Inovasi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.