PENERAPAN PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILL ( HOTS ) DALAM PELAJARAN FISIKA DENGAN POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA CHARITAS JAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.51878/science.v2i3.1590Keywords:
Hight Order Thingking Skill, Pembelajaran Fisika, Besaran dan SatuanAbstract
Currently the world of education in Indonesia is undergoing reform in the field of education both in terms of teaching and assessment. One of the reforms in the field of education is the occurrence of educational reforms that are not only oriented to basic knowledge and the ability to display limited skills. Reform in the field of education in Indonesia is the reform of the learning and assessment system that is oriented towards Higher Order Thinking Skills (HOTS). HOTS has begun to be applied in learning and assessment in Physics learning with the hope that Physics learning can further encourage the development of students' thinking skills and creativity. HOTS is a skill that goes beyond just remembering, understanding and applying . In the 2013 curriculum, students are required to master HOTS questions. Of course this is a challenge for teachers to create quality learning so that students can understand and solve HOTS questions well. As a cognitive skill, HOTS is needed by students at every level of education. HOTS has an important role in training logical and critical thinking, as well as reasoning skills that are very important in everyday life. These skills are also part of academic achievement.The results of the 2008 PISA assessment, Indonesia obtained a Physics literacy score of 378 with an OECD average score of 487, where Indonesia is still ranked 10th below. This shows that Indonesia's HOTS capability is still low, so improvements are needed to be able to compete with other countries. This shows that HOTS needs to be included in the learning curriculum, including learning Physics. So that in learning Physics, students' mastery of HOTS questions needs to be evaluated periodically. Physics is indeed one of the difficult subjects to learn and they still have difficulty in solving Physics problems related to the application of Quantity and Unit subject matter in everyday life.
ABSTRAK
Saat ini dunia pendidikan di Indonesia sedang mengalami reformasi di bidang pendidikan baik dalam hal pengajaran maupun penilaian. Salah satu reformasi di bidang pendidikan adalah terjadinya reformasi pendidikan yang tidak hanya berorientasi pada pengetahuan dasar dan kemampuan menampilkan keterampilan yang terbatas. Reformasi di bidang pendidikan di Indonesia adalah reformasi sistem pembelajaran dan penilaian yang berorientasi pada Higher Order Thinking Skills (HOTS). HOTS mulai diterapkan dalam pembelajaran dan penilaian dalam pembelajaran Fisika dengan harapan pembelajaran Fisika dapat lebih mendorong perkembangan kemampuan berpikir dan kreativitas siswa. HOTS merupakan keterampilan yang lebih dari sekedar mengingat, memahami dan menerapkan . Pada kurikulum 2013, siswa diwajibkan menguasai soal-soal HOTS. Tentu hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas agar siswa dapat memahami dan menyelesaikan soal-soal HOTS dengan baik. Sebagai keterampilan kognitif, HOTS sangat dibutuhkan oleh siswa pada setiap jenjang pendidikan. HOTS memiliki peran penting dalam melatih berpikir logis dan kritis, serta keterampilan bernalar yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan ini juga merupakan bagian dari prestasi akademik. Hasil penilaian PISA 2008, Indonesia memperoleh skor literasi Fisika sebesar 378 dengan skor rata-rata OECD sebesar 487, dimana Indonesia masih berada pada peringkat 10 di bawahnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan HOTS Indonesia masih rendah, sehingga diperlukan pembenahan untuk dapat bersaing dengan negara lain. Hal ini menunjukkan bahwa HOTS perlu dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran, termasuk pembelajaran Fisika. Sehingga dalam pembelajaran Fisika, penguasaan soal HOTS siswa perlu dievaluasi secara berkala. Fisika memang salah satu mata pelajaran yang sulit untuk dipelajari dan mereka masih mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah Fisika yang berkaitan dengan penerapan materi pelajaran Besaran dan Satuan dalam kehidupan sehari-hari.
Downloads
References
Anderson, L.W., & Krathwohl, R. D. (2010). Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, Dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Eko Siswanto, Tatang Yuli.(2008). Model Pembelajaran Berbasis pengajuan dan Pemecahan masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif. Surabaya: Unesa university Press.
Helmawati. (2019). Pembelajaran dan Penilaian Berbasis HOTS Higher Order Thingking Skills. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Kemendikbud. (2017). Modul Penyusunan HOTS. Jakarta: Direktort Jendral Pendidikan Dasar dan Menegah Departemen pendidikan dan Kebudayaan.
Marpaung, Y dan Suparno, paul. (1987). Sumbangan Pikiran terhadap Pendidikan Matematika dan Fisika. Yogyakarta: MIPA IKIP sanata Dharma.
Miles, B. Mathew dan Michael Humberman. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP
Maleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nugroho, A. (2018). HOTS Kemampuan Berpikir Tingkat Tingg: Konsep, Pembelajaran, Penilaian, dan Soal-soal. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
R, Kustijono dan Wiwin, EHM. (2014). Pandangan Guru terhadap Pelaksanaan Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Fisika SMK Kota Surabaya. Jurnal Pendidikan Fisika dan Aplikasinya (JPFA) ISSN: 2087-9946 Vol 4 No 1. Di akses pada tanggal 20 September 2019 .
Rapih, S., & Sutaryadi (2018). Perspektif Guru Sekolah Dasar Terhadap Higher Order Thinking Skills pemahaman, penerapan, dan hambatan. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran, 8(1) 78 – 87. Diperoleh pada 15 Juni 2021, dari http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/PE
Saputra, Hatta. (2016). Pengembangan Mutu Pendidikan Menuju Era Global: Penguatan Mutu pembelajaran dan Penerapan HOTS (Higher Order Thingking Skill). Bandung: SMILE’s Publishing.
Suyitno, Hardi. (2008). Hubungan antara Bahasa dengan Logika dan matematika Menurut pemikiran Wittgenstein. Jurnal Humaniora Vol. 20. Surabaya: UNAIR.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 SCIENCE : Jurnal Inovasi Pendidikan Matematika dan IPA
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.