MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS X TEHNIK BANGUNAN SMKN 2 PRAYA TENGAH
DOI:
https://doi.org/10.51878/paedagogy.v2i2.1372Keywords:
Hasil belajar, Cooperative Learning, Metode bermainAbstract
What is considered logical, clear and learnable to adults, is sometimes unreasonable and confusing to students. As a result, many students do not understand the concept of Civics education. Based on the writer's findings, most of the students are less active and less critical in the subject matter of Citizenship Education (PKn). If the child faces a new contextual problem that is different from the one exemplified, the child has not been able to think critically in finding a solution correctly, so many children answer incorrectly on the grounds that the problem is difficult. Because it is natural that every time a test is held, the value of Civics education lessons is always low with an average of less than the KKM. As experienced by the author himself, every time a daily test is held for Civics education material, the average score of children is still below 75. Including the subject matter of the Nation and the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI), the formative average score is only 69.5. Of the 23 students, only 12 students or (52%) scored 75 and above. Meanwhile, there were 10 other students or (43%) scored below 75. This means that there are still approximately half of the student population who have not yet completed learning in class. After the improvement of the learning system with the Cooperative Learning Learning Approach Model through the Play Method, the percentage of student learning completeness has increased significantly, namely at first there were only 12 students out of 23 students or 52% declared complete learning, with an average student score. class average 69.5. In the improvement of learning cycle I, there was an increase in the number of students who completed their studies to 16 students or 69.6%, and was followed by an increase in the average value of the class to 70.2. At the stage of the second cycle there was a sharp spike in the number of students who successfully completed their learning to 22 students or 96%, with the average grade point being 89.7
ABSTRAK
Apa yang dianggap logis, jelas dan dapat dipelajari bagi orang dewasa, kadang-kadang merupakan hal yang tidak masuk akal dan membingungkan bagi siswa. Akibatnya banyak siswa yang tidak memahami konsep pada pendidikan PKn. Berdasarkan temuan penulis, sebagian besar siswa kurang aktif dan kurang berfikir kritis dalam materi pelajaran Pendidikan Kewarganegraan (PKn). Apabila anak menghadapi masalah kontekstual baru yang berbeda dengan yang dicontohkan, anak belum mampu berfikir kritis dalam menemukan solusi dengan benar sehingga banyak anak yang menjawab salah dengan alasan soalnya sulit. Karena itu wajar setiap kali diadakan tes, nilai pelajaran pendidikan PKn selalu rendah dengan rata - rata kurang dari KKM. Seperti yang dialami penulis sendiri, setiap diadakan ulangan harian untuk materi pendidikan PKn nilai rata-rata anak masih dibawah 75. Termasuk pada pokok materi Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), nilai rata-rata formatif hanya 69,5. Dari 23 siswa hanya terdapat 12 siswa atau (52%) saja yang memperoleh nilai 75 keatas. Sedangkan terdapat 10 siswa yang lain atau (43 %) mendapat nilai dibawah 75. Artinya masih terdapat kurang lebih setengah dari populasi siswa masih belum tuntas dalam pembelajaran dikelas. Setelah diadakan perbaikan system pembelajaran dengan Model Pendekatan pembelajaran Cooperative Learning melalui Metode Bermain, maka persentase ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu pada awalnya hanya ada 12 orang siswa dari 23 orang siswa atau 52% dinyatakan tuntas belajar, dengan perolehan nilai siswa rata-rata kelas 69,5. Pada perbaikan pembelajaran siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajarnya menjadi 16 orang siswa atau 69,6%, dan diikuti oleh peningkatan nilai rata-rata kelas menjadi 70,2. Pada tahap siklus II terjadi lonjakan tajam jumlah siswa yang berhasil menuntaskan pembelajarannya menjadi 22 orang siswa atau 96%, dengan perolehan nilai rata-rata kelas menjadi 89,7
Downloads
References
Andayani, dkk. 2010, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas Terbuka.
Aswani, Zaenul,2004, Tes dan Asesmen di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Denny, Setyawan, 2005, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas Terbuka.
Gatot, Muhsetyo, Drs. M.Sc, dkk, 2007, Pembelajaran PKN, Jakarta, Universitas Terbuka.
Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta, Universitas Terbuka.
Samsudin, Abin, 2004, Profesi Keguruan 2, Jakarta, Universitas Terbuka.
Suciati, Drs. Dkk, 2004, Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, universitas Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.
Wahyudi Duin, Supaiyati, Ishak, Abduhak, 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta, Universitas Terbuka.
Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd, Buku PKn untuk SD Kelas V, Jakarta, Esis.
Pranaja S dkk, Buku Fokus PKn untuk SD Kelas V, Jakarta, Sindutama.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 PAEDAGOGY : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Psikologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.