EVALUASI KUALITAS LARUTAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) BERBASIS LIMBAH BUAH DAN POTENSI SEBAGAI BIOAKTIVATOR
DOI:
https://doi.org/10.51878/knowledge.v4i1.2786Keywords:
kualitas, limbah buah, MOLAbstract
Local microorganism solution (MOL) is a solution resulting from the fermentation of organic materials containing various microorganisms. MOL acts as a bioactivator for organic materials. This research aimed to evaluate the quality of fruit waste-based MOL solutions (papaya, banana, pineapple) and their potential as bioactivators in animal feed processing. The research used experimental methods with long fermentation treatments, namely: fermentation for 7 days, 14 days, 21 days, and 28 days. The variables observed include: color, aroma, pH, lactic acid, acetic acid, glucose, temperature, and microbial population. The research results showed that fermentation produced the color of the MOL solution from light brown to dark brown, and the aroma was slightly sour. The fermented MOL solution contains an average pH ranging from 4.67 to 6.83, lactic acid 2.33 to 3.23%, acetic acid 1.57 to 2.20%, glucose 5–6, temperature 29–31.3 oC, and total microbes of 1.11 x 106 to 2.13 x 106 cells/ml. Fermentation time can improve the quality of the MOL solution up to day 14, which is characterized by the highest total microbes, namely 2.13 x 106 cells/ml, and can be used as a bioactivator in fermentation.
ABSTRAK
Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi bahan organik yang mengandung beragam mikroorganisme. MOL berperan sebagai bioaktivator bahan-bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas larutan MOL berbasis limbah buah (pepaya, pisang, nanas) dan potensi sebagai bioaktivator dalam pengolahan pakan ternak. Penelitian menggunakan metode eksperimen dengan perlakuan lama fermentasi yaitu: fermentasi selama 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 28 hari. Variabel yang diamati antara lain: warna, aroma, pH, asam laktat, asam asetat, glukosa, suhu, dan populasi mikroba. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi menghasilkan warna larutan MOL dari coklat muda – coklat tua dan aroma dari sedikit asam - asam. Larutan MOL hasil fermentasi mengandung rataan pH berkisar 4.67 – 6.83, asam laktat 2.33 - 3.23%, asam asetat 1.57 - 2.20%, glukosa 5 – 6, suhu 29 – 31.3 oC, dan total mikroba 1.11 x 106 – 2.13 x 106 sel/ml. Lama fermentasi dapat meningkatkan kualitas larutan MOL sampai hari ke 14 ditandai dengan total mikroba tertinggi yaitu 2.13 x 106 sel/ml dan dapat digunakan sebagai bioactivator dalam fermentasi.
Downloads
References
Anugrah, S. T. (2005) Pengembangan Produk Kombucha Probiotik Berbahan Baku Teh Hitam (Camlla sinensis). (Skripsi). Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Budiyani, N. K dan Soniari, N. N. 2016. Analisis Kualitas Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Bonggol Pisang. Jurnal Agroteknologi Tropika 5(1): 63-72.
Budiyanto, M. 2002. Mikrobiologi Terapan. Universitas Muhammadiya. Malang
Erungan, A. C., Ibrahim, B., Yudistira, A. N. (2005) Analisis Pengambilan Keputusan Uji Organoleptik dengan Metode Multi Kriteria. Buletin Teknologi Hasil Perikanan 8(1): 1–7. DOI: 10.17844/jphpi.v8i1.1030
Frazier, W.C and D.C. Westhoff. (1987) Food Microbiology, 4th Edition. Mc Graw Hill Book Company, Inc. New York.
Fardiaz. (1992) Mikrobiologi Pangan. Pangan dan Gizi IPB, Bogor: PAU
Ilyas, M. (2007) Isolasi dan Identifikasi Mikoflora Kapang pada Sampel Serasah Daun Tumbuhan di Kawasan Gunung Lawu, Surakarta, Jawa Tengah. Biodiversitas, 8(2), 105-110. DOI: 10.13057/biodiv/d080206
Ismaya, N. R., & Ramli. (2014) Mikroorganisme Lokal (Mol) Buah Pisang dan Pepaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas L.). Jurnal Agrisistem, 10(1), 11-18. DOI: 10.26737/j-agr.v10i1.20
Juanda, J., Irfan, I., Nurdiana, N. 2011. Pegaruh Metode dan Lama Fermentasi Terhadap Mutu MOL (Mikroorganisme Lokal). Jurnal Floratek 6: 140-144.
Kunaepah, U. (2008) Pengaruh Lama Fermentasi dan Konsentrasi Glukosa Terhadap Aktivitas Antibakteri, Polifenol Total dan Mutu Kimia Kefir Susu Kacang Merah (Tesis). Universitas Diponegoro, Semarang. DOI: 10.13140/RG.2.1.2583.0247
Marsiningsih, N. W., Suwastika, A. A. N. G., & Sutari, N. W. S. (2015) Analisis Kualitas Larutan MOL (Mikroorganisme Lokal) Berbasis Ampas Tahu. Jurnal Agroekoteknologi Tropica, 4(3), 180-190. DOI: 10.24843/JAT.2015.v04.i03.p01
M. Ellhiney. (1994) Feedmanufacturing Industry, 4th Ed. American Feed Industry Association Inc. Arlington
Lamid, M., Ismudiono, S. Koesnoto, S., Chusniati, S., Hidayatik, N., & Vina, E. V. F. (2012) Karakteristik Silase Pucuk Tebu (Saccharum officinarum, Linn) dengan Penambahan Lactobacillus Plantarum. Agroveteriner, 1(1), 5-10. DOI: 10.20473/agrovet.v1i1.4427
Ole, M. B. B. (2013) Penggunaan Mikroorganisme Bonggol Pisang (Musa Paradisiaca) Sebagai Dekomposer Sampah Organik. Jurnal Universitas Atma Jaya Yogyakarta Fakultas Teknobiologi Program Studi Biologi, 1(1), 1-10. DOI: 10.13140/RG.2.2.12192.76804
Parawansa, I. N. (2014) Mikroorganisme Lokal (Mol) Buah Pisang dan Pepaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Ubi Jalar (Ipomea batatas L). Jurnal Agrisistem, 10(1), 10-15. DOI: 10.26737/j-agr.v10i1.20
Purwasasmita, M., & Kurnia, K. (2009) Mikroorganisme Lokal Sebagai Pemicu Siklus Kehidupan Dalam Bioreaktor Tanaman. Dalam: Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Indonesia 2009. Bandung: Institut Teknologi Bandung. DOI: 10.13140/RG.2.2.30396.04488
Swandi, M. K., Mubarik, N. R., & Tjahjoleksono, A. (2019) Rhizobacterial inoculants: the formulation as biofertilizer and its application on chili plants (Capsicum annum L.). Malaysian Journal of Microbiology, 15(1), 44-51. DOI: 10.21161/mjm.112517
Yuliana, M. (2021) The effect of local microorganism (MOL) as liquid organic fertilizer to the growth of Ipomea reptans Poir. Jurnal Biota, 7(1), 51-56. DOI: 10.19109/Biota.v7i1.7010
Yuliana, N., Koesoemawardani, D., Susilawati, S., & Kurniati, Y., (2018) Lactic acid bacteria during fish fermentation (Rusip). MOJ Food Processing & Technology, 6(2), 211-216. DOI: 10.15406/mojfpt.2018.06.00167
Yunilas, Y., Ginting, N., Wahyuni, T. H., Zahoor, M., Fati, N., & Wahyudi, A., (2021) Effect of various doses of local microorganism additives on silage physical quality of corn (Zea mays L.) waste. Sarhad Journal of Agriculture, 37(Special issue 1), 197-206. DOI: 10.17582/journal.sja/2021.37.s1.197.206
Yunilas, L., Warly, L., Marlida, Y., & Riyanto, I. (2018) Evaluation Of Fiber Content Based On Palm Plantation Which Has Fermentation With Probiotic MOIYL. Variabel, 1(1), 18-25. DOI: 10.26737/var.v1i1.513
Yunilas, L., Warli, L., Marlida, Y., & Riyanto, I. (2013) Potency of indigenous bacteria from oil palm waste in degrades lignocellulose as a sources of inoculum fermented to high fibre feed. Pakistan Journal of Nutrition, 12(9), 851-853. DOI: 10.3923/pjn.2013.851.853
Yunilas, Y., Siregar, A. Z., Mirwhandhono, E., Purba, A., Fati, N., & Malvin, T. (2022) Potensi dan Karakteristik Larutan Mikroorganisme Lokal (MOL) Berbasis Limbah Sayur sebagai Bioaktivator dalam Fermentasi. Journal of Livestock and Animal Health, 5(2), 53-59. DOI: 10.32530/jlah.v5i2.540
Yunilas, Y., Mirwandhono, E., Siregar, A., & Trisna, A. (2023) Potensi Limbah Sayur Sebagai Agen Media Tumbuh Maggot BSF (Black Soldier Fly). Jurnal Kolaboratif Sains, 6(6), 477-486. DOI: 10.26737/jks.v6i6.23388