EFEKTIVITAS INTERVENSI MEDIA AUDIO VISUAL AKU BANGGA AKU TAHU DALAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV-AIDS PADA REMAJA
DOI:
https://doi.org/10.51878/healthy.v1i3.1515Keywords:
Media Audio Visual, Aku Bangga Aku Tahu, HIV dan AIDSAbstract
Educational media is a very important component as a means of interaction, one of which is audio-visual media. Health education through the audio-visual media Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) is expected to be able to increase comprehensive knowledge about HIV and AIDS. This study aims to determine the effect of ABAT audio-visual media on HIV and AIDS knowledge of school adolescents in Makassar City. The research design used a quasi-experimental approach with The Nonequivalent Control Group Design. Sampling using random sampling technique, as many as 96 teenagers. The results showed that most of the respondents were in the age group of 17 years (49%), female (52%), grade 12 (51%). Based on the results of the Mann-Whitney U Test, it showed that there were differences in attitudes after the ABAT audio-visual media playback intervention was performed with the frequency of playback three times and once in the intervention group and the control group (p=0.05). Conclusion: there is a significant difference in adolescent attitudes about HIV and AIDS after the intervention. ABAT audio-visual media with three times the frequency of playback is more effective than once. Several comparisons of extension media are needed to better understand the effectiveness of a media.
ABSTRAK
Media pendidikan merupakan komponen yang sangat penting sebagai sarana interaksi, salah satunya adalah media audio visual. Pendidikan kesehatan melalui media audio visual Aku Bangga Aku Tahu (ABAT) diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan secara komprehensif tentang HIV dan AIDS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media audio visual ABAT terhadap pengetahuan HIV dan AIDS remaja sekolah di Kota Makassar. Desain penelitian menggunakan pendekatan quasy eksperimen dengan rancangan The Nonequivalent Control Group Design. Penarikan sampel menggunakan teknik random sampling, sebanyak 96 remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 17 tahun (49%), berjenis kelamin perempuan (52%), tingkatan kelas 12 (51%). Berdasarkan hasil uji Mann-Whitney U Test menunjukkan ada perbedaan sikap setelah dilakukan intervensi pemutaran media audio visual ABAT dengan frekuensi pemutaran sebanyak tiga kali dan satu kali pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,05). Kesimpulan: ada perbedaan yang bermakna pada sikap remaja tentang HIV dan AIDS setelah dilakukan intervensi. Media audio visual ABAT dengan frekuensi pemutaran sebanyak tiga kali lebih efektif dibanding satu kali Diperlukan beberapa perbandingan media penyuluhan agar lebih mengetahui tingkat keefektifan suatu media.
References
Afritayeni A., Yanti P.D. & Angrainy R. (2018). Analisis Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Terinfeksi HIV Dan AIDS. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(1):69-81.
Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Azwar, S. (2016). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chambers, R. S., Rosenstock, S., Goklish, N., Tingey, L., Lee, A., & Larzelere, F. (2018). Exploring the Role of Sex and Sexual Experience in Predicting American Indian Adolescent Condom Use Intention Using Protection Motivation Theory. Frontiers in Public Health, 6(November), 1–9.
Etrawati F., Martha E. & Damayanti R. (2017). Psychosocial Determinants of Risky Sexual Behavior among Senior High School Students in Merauke District. Kesmas: National Public Health Journal, 11(3):127–132.
Gunaratnam P., Heywood A.E., McGregor S., Jamil M.S., McManus H., Mao L. & Bretaña N.A. (2019). HIV diagnoses in migrant populations in Australia—A changing epidemiology. PloS one, 14(2):1-13
Handayani, S., Emilia, O., & Wahyuni, B. (2009). Efektivitas Metode Diskusi Kelompok Dengan Dan Tanpa Fasilitator Pada Peningkatan Pengetahuan, Sikap, Dan Motivasi remaja Tentang Perilaku Seks Pranikah, 25(3), 133–141.
Ifroh R.H. & Ayubi D. (2018). Efektivitas Kombinasi Media Audiovisual Aku Bangga Aku Tahu Dan Diskusi Kelompok Dalam Upaya Meningkatkan Pengetahuan Remaja Tentang HIV-AIDS. Perilaku Dan Promosi Kesehata, 1(1):32–43.
KPAP Sulawesi Selatan. (2017). Sosialisasi Pencegahan Dan Penanggulangan HIV & AIDS di Lingkungan Tempat Kerja. Makassar. Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi.
Natalia, N., Firman, & Daharnis. (2015). Efektivitas Layanan Informasi dengan Menggunakan Media Audio Visual dalam Jurnal Konseling dan Pendidikan, (October 2018)
Notoatmodjo. (2012b). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Pratiwi, N. L., & Hari basuki. (2011). Analisis Hubungan Pengetahuan Pencegahan Hiv / Aids Dan Perilaku Seks Tidak Aman Pada Remaja Usia 15 – 24 Tahun Di Indonesia. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 14(2), 192–202.
Rahayu I., Rismawanti V., Jaelani A.K. & Indragiri A.K. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang HIV dan AIDS dengan Perilaku Seksual Pranikah Pelajar, 2(2):145–150.
Salawati T., Widjanarko B. & Pradekso T. (2006). Evaluasi Proses Penyampaian KIE Pencegahan HIV/AIDS Yang Dilakukan ASA PKBI Jawa Tengah Bagi Remaja Di Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 1(2):55-60.
Saputri I.Y. & Azam M. (2015). Efektivitas metode simulasi permainan “monopoli hiv” terhadap tingkat pengetahuan komprehensif HIV/AIDS pada remaja di Kota Semarang (studi kasus di SMA Kesatrian 1 Semarang). Unnes Journal of Public Health, 4(4):107-114
Satriawibawa, I. W. E., Dewi, K., Wati, K., & Widiastari, A. A. A. (2018). Penyuluhan Efektif Meningkatkan Pengetahuan Tentang HIV / AIDS pada Remaja Siswa Sekolah Menengah Atas, 65–71.
Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: CV. SAGUNG SETO.
WHO. (2018). World Health Statistics 2018 Monitoring Health For SDG’s. Geneva: World Health Organization