TARI SIMO GRINGSING, SEBUAH UPAYA MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI TARI DI KABUPATEN BATANG

Authors

  • ABDUL AZIS SMP Negeri 1 Pecalungan, Kabupaten Batang

DOI:

https://doi.org/10.51878/educational.v1i1.60

Keywords:

Simo Gringsing, Kearifan Lokal, Ki Ageng Gringsing, Kabupaten Batang

Abstract

Budaya merupakan suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif dan terkandung ilmu pengetahuan yang mereka gunakan dalam aktivitas kesehariannya. Kebudayaan terdiri dari berbagai aktivitas, seperti kesenian, kehidupan masyakat, peristiwa alam, sejarah dan sebagainya. Tari simo Gringsing yang merupakan bagian dari kebudayaan di Kabupaten Batang sangat perlu sekali untuk dikaji dan di pelajari sebagai bentuk pelestarian kearifan lokal di Kabupaten Batang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui deskripsi tari Simo Gringsing sebagai salah satu upaya pelestarian kearifan lokal sebagai media pembelajaran seni tari di Kabupaten Batang, mewujudkan pengetahuan seni budaya lokal dalam sebagai bentuk dan pendidikan kepada masyarakat secara stimulant, bahwa penguatan kearifan lokal menjadi tanggung jawab bersama sesuai dengan peran masing-masing. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode historis dengan menggunakan pendekatan multidisipliner. Heuristik merupakan salah satu tahap awal dalam penulisan sejarah seperti mencari, menemukan dan mengumpulkan fakta-fakta atau sumber- sumber yang berhubungan dengan perkembangan Tari Simo Gringsing. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa Tari Tari Simo Gringsing merupakan salah satu jenis tari tradisi garapan baru karya Yoyok Bambang Priyambodo (pendiri Sanggar Greget Semarang) yang dikreasikan dengan tema kepahlawanan yang gagah, tegas, berani dan berwibawa. Struktur penyajian Tari Simo Gringsing terbagi menjadi tiga bagian, yaitu maju beksan, beksan dan mundur beksan. Dalam tampilannya tari Simo Gringsing diiringi gamelan, rebana, jidor, terompet serta tata rias dan busana agar sajiannya lebih menarik. Sekolah sangat berpotensi dalam memerankan dirinya sebagai tempat pewarisan nilai-nilai budaya melalui Tari Simo Gringsing apabila subjek dapat menjalankan perannya sebagaimana mestinya, misalnya guru dengan difasilitasi oleh kepala sekolah dapat mengadakan ekstrakurikuler kesenian, muatan lokal dan penegembangan diri, sesuai dengan kurikulum yang ada. Masyarakat juga dapat menularkan rasa semangatnya kepada generasi mudanya, dengan begitu masyarakat dengan generasi mudanya dapat bersama-sama memajukan daerahnya dengan mempelajari tari Simo Gringsing sebagai upaya melestarikan kearifan lokal di kabupaten Batang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Achmad Rifa’I dan Chatarina Tri Anni.2012, Psikologi pendidikan.Semarang Unnes Press.

Anitah, Sri. 2008. Media Pembelajaran. Surakarta :Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.

Fajarini,Ulfah. 2014. “Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter”. Jurnal SosioDidaktika;Vol.1,No.2.

Gottsschalk, Louis. 2008. Mengerti Sejarah. Jakarta: UI Press

Hadi, Sumandiyo. 2005. Sosiologi Tari. Yogyakarta: Penerbit Pustaka

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.

Haris, Abdul dan Jihad, A, 2013. Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Pressindo,

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press.

Jazuli, M. 2008. Pendidikan Seni Budaya Suplemen Pembelajaran Tari. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Komalasari dan Syaifullah. (2009). Kewarganegaraan Indonesia: Konsep, Perkembangan dan Masalah Kontemporer. Universitas Pendidikan Indonesia: Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS.

Kurniasih, I & Sari. (2014). Implementasi kurikulum konsep & penerapan. Surabaya: Kata Pena.

Kussudiardja, Bagong. 2000. Bagong Kussudiardja dari Klasik hingga Kontemporer. Yogyakarta: Padepokan Press

Priambodo, Yoyok B. 2018. Tari Simo Gringsing. Semarang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Batang.

Ratna, Nyoman Kutha. 2011. Antropologi Sastra: Peranan Unsur-unsur Kebudayaan dalam Proses Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, Wina.2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana.

Sjamsudin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah, Yogyakarta: Ombak.

Slameto. (2013). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumaryono, (2011), “Antropologi tari dalam perspektif Indonesia”. Yogyakarta : ISI Yogyakarta

Wibowo, Agus. 2015. Pendidikan Karakter Berbasis kearifan Lokal di Sekolah.Yogyakarta Pustaka Pelajar..

Wahyudi, Agung. 2014. “Implementasi Sekolah Berbasis kearifan Lokal Di SD Negeri Sendangsari Pajangan”. Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.

Zora, Iriani. 2008. Peningkatan Mutu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar Jurnal Bahasa dan Seni http://ejurnal.unp.ac.id/index.php /bahasaseni/article/view/

Downloads

Published

2021-06-30

How to Cite

AZIS, A. . (2021). TARI SIMO GRINGSING, SEBUAH UPAYA MELESTARIKAN KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN SENI TARI DI KABUPATEN BATANG. EDUCATIONAL : Jurnal Inovasi Pendidikan & Pengajaran , 1(1), 69-83. https://doi.org/10.51878/educational.v1i1.60

Issue

Section

Articles