COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://jurnalp4i.com/index.php/community
<p><strong>COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat</strong> diterbitkan 2 kali setahun (April dan November) oleh Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I) yang berafiliasi dengan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hamzanwadi, MKKS SMP Negeri Kab. Lombok Timur dan <em>Education Training Centre </em>UNESA. Jurnal ini berisi tulisan/artikel hasil Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.<br /><strong>e-ISSN : 2797-0159</strong><strong>| </strong><strong>p-ISSN :</strong> <strong>2797-0574</strong></p>Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesiaen-USCOMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat2797-0574MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1560
<p>The problems experienced by SMK Negeri 1 Sidenreng Rappang currently are (1) the curriculum used is not in line with the competencies according to graduate users (link and match) so that it has not been able to meet the demands of the world of work, industry and business, (2) the quantity of graduates Unabsorbed in the business world and industry is quite high due to the low competence of graduates, incompatibility of competencies trained with the needs of the company/industry/business world and the lack of mental readiness to work graduates, (3) Lack of number and quality of productive teachers, (4) Lack of educational facilities and infrastructure, lack of competency test facilities and vocational certification facilities, and (5) Lack of cooperation between companies, government agencies, business and industry in the implementation of dual system education, namely the establishment of synergy between SMK and industry. The approach used in the application of science and technology is participatory (participatory learning) with an emphasis on the principle of learning by doing which is packaged through the stages of observation, testing, training, and evaluation. While the problem-based learning method is through lectures, discussions, questions and answers, and assignments (practice). The results achieved are (1) this community partnership program seen from the participation of partners can be categorized as very good, seen from the availability of a very adequate training place, the availability of learning tools or media such as computers, LCDs, and so on, and the selection of representative training participants from five the areas of expertise and activity of the trainees are categorized as very active, measured by the level of attendance, activeness in discussions, activeness in practice; (2) Overall training participants have understood the basic concepts and nature of entrepreneurship, Indonesia's future challenges, Indonesia's future in the hands of young people, and become entrepreneurs in the era of society 5.0, the success and failure factors of entrepreneurs, and business planning; and (3) the trainees have skills in making business plans..</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Permasalahan yang dialami oleh SMK Negeri 1 Sidenreng Rappang saat ini adalah (1) Kurikulum yang digunakan tidak selaras dengan kompetensi sesuai pengguna lulusan (link and match) sehingga belum mampu memenuhi tuntutan dunia kerja, dunia industri dan dunia usaha, (2) Kuantitas lulusan yang tidak terserap di dunia usaha dan dunia industri cukup tinggi disebabkan rendahnya kompetensi lulusan, ketidaksesuaian kompetensi yang dilatih dengan kebutuhan perusahaan/dunia industri/dunia usaha dan kurangnya kesiapan mental bekerja lulusan, (3) Kurangnya jumlah dan kualitas guru produktif, (4) Kurangnya fasilitas sarana dan prasarana pendidikan, kurangnya fasilitas uji kompetensi dan fasilitas sertifikasi SMK, dan (5) Kurangnya kerjasama perusahaan, lembaga pemerintah, dunia usaha dan dunia industri dalam pelaksanaan pendidikan sistem ganda yaitu terjalinnya sinergi antara SMK dan industri. Pendekatan yang digunakan dalam penerapan IPTEKS ini adalah partisipatif (participatory learning) dengan menekankan pada prinsip <em>learning by doing</em> yang dikemas melalui tahap observasi, <em>testing</em>, pelatihan, dan evaluasi. Sedangkan metode pembelajaran berbasis masalah melalui teknik ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan (praktik). Hasil yang dicapai adalah (1) program kemitraan masyarakat ini dilihat dari partisipasi mitra dapat dikategorikan sangat baik, dilihat dari tersedianya tempat pelatihan yang sangat memadai, tersedianya alat atau media pembelajaran seperti komputer, LCD, dan sebagainya, dan terpilihnya peserta pelatihana secara representatif dari lima bidang keahlian dan keaktifan peserta pelatihan dikategori sangat aktif diukur dari tingkat kehadiran, keaktifan dalam diskusi, keaktifan dalam praktik; (2) Peserta pelatihan secara keseluruhan telah memahami konsep dasar dan hakikat kewirausahaan, tantangan Indonesia masa depan, masa depan Indonesia di tangan anak muda, dan menjadi entrepreneur di era society 5.0, faktor keberhasilan dan kegagalan para wirausaha, dan perencanaan bisnis; dan (3) peserta pelatihan memiliki keterampilan dalam pembuatan perencanaan bisnis.</p>MUHAMMAD RAKIBMARHAWATI NAJIBMUHAMMAD TAUFIK
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2022-10-152022-10-1522505810.51878/community.v2i2.1560PENDIDIKAN KEMARITIMAN UNTUK ANAK USIA DINI
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1603
<p>The purpose of this maritime education is to realize the personality of students both attitudes, knowledge, and skills related to maritime or marine from an early age in order to strengthen the competence of students, and can equip PAUD / Kindergarten teachers in recognizing the abilities of children, especially those who live in coastal areas. The target of this training is given to PAUD/TK teachers from various PAUD/TK institutions in Jonggat sub-district as many as 30 teachers, maritime education content that can be introduced to children includes maritime history, maritime potential, values ??of love for the homeland and positive character. from maritime. so it requires teachers who are able to master the class, students, learning methods and skilled creativity. The hope of this activity is that with the knowledge possessed about maritime education, it is hoped that PAUD / Kindergarten teachers are able to carry out maximum learning adapted to the growth and development of children and their abilities to achieve optimal development.</p> <p><strong>ABSTRAK <br /></strong>Tujuan pendidikan kemaritiman ini untuk mewujudkan kepribadian peserta didik baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan terkait kemaritiman atau kelautan sejak usia dini dalam rangka penguatan kompetensi peserta didik, serta dapat membekali guru PAUD/TK dalam mengenal kemampuan anak. Adapun sasaran pelatihan ini diberikan pada guru-guru PAUD/TK dari berbagai lembaga PAUD/TK di kecamatan jonggat sebanyak 30 guru, muatan pendidikan kemaritiman yang dapat diperkenalkan pada anak antara lain sejarah maritim, potensi kemaritiman, nilai-nilai cinta tanah air dan karakter positif dari kemaritiman. sehingga memerlukan guru yang mampu untuk menguasai kelas, siswa, metode pembelajaran serta kreativitas yang terampil. Harapan dari kegiatan ini yaitu dengan pengetahuan yang dimiliki tentang pendidikan kemaritiaman diharapkan guru PAUD/TK mampu melakukan pembelajaran yang maksimal disesuaikan dengan tumbuh kembang anak dan kemampuanya untuk mencapai perkembangan yang optimal.</p>SARILAH SARILAH
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2022-10-282022-10-2822596310.51878/community.v2i2.1603PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM MENCEGAH TERJADINYA KOMPLIKASI HIPERTENSI
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1598
<p>Hypertension is one of the chronic diseases that many people suffer from in the working area of ??Karangan Health Center. During the pandemic, cadres have a vital role when people are afraid to visit health services, so cadres are expected to be active in overcoming problems experienced by sufferers, including preventing the emergence of complications of Hypertension. This community service activity aimed to increase cadres' knowledge, understanding, and skills to prevent Hypertension complications. This community service method was pre and post-test, counseling, training (training on how to measure blood pressure, training on how to do counseling) to cadres, and distributing tensimeters to cadres. The number of cadres who were targeted in this community service activity was 25 cadres from several villages under the authorization of Puskesmas Karangan. The results of community service based on observation and evaluation were increased knowledge of cadres about Hypertension and its complications, the cadres had skills in measuring blood pressure, understood how to provide information to the community related to Hypertension, understood how to prevent complications with exercise/gymnastic activities. Community service in the form of training and counseling in the Puskesmas Karangan generally brought benefits. Cadres had the motivation to provide information to patients to prevent Hypertension and took blood pressure for patients who could not make visits to the Puskesmas.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Penyakit hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak diderita oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karangan. Pada masa pandemi kader memiliki peran sangat penting disaat masyarakat takut melakukan kunjungan ke layanan kesehatan, sehingga kader diharapkan aktif untuk berperan dalam mengatasi masalah yang dialami oleh penderita, termasuk dalam mencegah munculnya komplikasi hipertensi. kegiatan pengabmas ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan juga ketrampilan kader dalam upaya pencegahan komplikasi penyakit hipertensi. Metode pengabdian masyarakat ini adalah pre dan post test, penyuluhan, pelatihan (pelatihan cara mengukur tekanan darah, pelatihan cara melakukan penyuluhan) kepada para kader, serta pembagian tensimeter kepada kader. Jumlah kader yang menjadi sasaran dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini 25 kader dari beberapa desa di wilayah kerja Puskesmas Karangan. Hasil dari pengabdian masyarakat berdasarkan observasi dan evaluasi adalah peningkatan pengetahuan kader tentang hipertensi dan komplikasinya, kader memiliki ketrampilan dalam melakukan pengukuran tekanan darah, kader mengetahui cara memberikan informasi pada masyarakat yang berhubungan dengan hipertensi, kader mengetahui cara mencegah komplikasi dengan latihan/aktivitas senam. Pengabdian kepada masyarakat berupa pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan di wilayah Puskesmas Karangan secara umum memberikan manfaat pada kader dan masyarakat. Kader memiliki motivasi untuk memberikan informasi pada penderita untuk melakukan pencegahan hipertensi, serta bersedia untuk melakukan pengukuran tekanan darah bagi penderita yang tidak dapat melakukan kunjungan ke puskesmas.</p>TUNIK TUNIKELOK YULIDANINGSIHYUYUN PUTRI MANDASARI
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2022-10-282022-10-2822647010.51878/community.v2i2.1598PELATIHAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIR SISWA
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1704
<p>The purpose of carrying out this community service activity is to assist guidance and counseling teachers or school counselors in improving their competence to provide classical services to students. The activities carried out in this service are in the form of training in the application of Contextual Teaching and Learning learning methods. As for this training activity, it is hoped that guidance and counseling teachers can optimize classical services to deliver material about careers so that students become more mature in understanding their careers. Participants in this training activity were attended by 5 guidance and counseling teachers at SMA Negeri 3 Mataram. The results of this community service show the active participation of the guidance and counseling teachers which can be seen from their enthusiasm in receiving the delivery of material from resource persons. Furthermore, to see the effectiveness of the training activities, it is followed by a teaching simulation session where guidance and counseling teachers or school counselors take turns conducting teaching simulations by applying the Contextual Teaching and Learning method. As for the results of observations, it was found that guidance and counseling teachers had applied the Contextual Teaching and Learning method well in class to students in conveying material related to student careers.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah untuk membantu para guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah di dalam meningkatkan kompetensinya untuk memberikan layanan klasikal kepada siswa. Kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian ini adalah dalam bentuk pelatihan penerapan metode pembelajaran <em>Contextual Teaching and Learning.</em> Adapun melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan para guru bimbingan dan konseling dapat mengoptimalkan layanan klasikal untuk menyampaikan materi tentang karir sehingga siswa menjadi lebih matang dalam pemahaman karirnya. Peserta dalam kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 5 orang guru bimbingan dan konseling di SMA Negeri 3 Mataram. Hasil dari pengabdian masyarakat ini menunjukkan partisipasi aktif dari guru bimbingan dan konseling di mana dapat terlihat dari sangat antusiasnya di dalam menerima penyampaian materi dari narasumber. Lebih lanjut, untuk melihat keefektifan dari kegiatan pelatihan maka dilanjutkan dengan sesi simulasi mengajar dimana para guru bimbingan dan konseling atau konselor sekolah secara bergantian melakukan simulasi mengajar dengan menerapkan metode pembelajaran <em>Contextual Teaching and Learning</em>. Adapun berdasarkan hasil observasi diperoleh data bahwa guru bimbingan dan konseling sudah menerapkan metode pembelajaran <em>Contextual Teaching and Learning</em>dengan baik di kelas terhadap siswa dalam menyampaikan materi terkait dengan karir siswa.</p>ICHWANUL MUSTAKIMI MADE SONNY GUNAWANREZA ZULAIFIHARDIYANSYAH HARDIYANSYAH
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2022-11-282022-11-2822717710.51878/community.v2i2.1704PENDAMPINGAN PENYUSUNAN PANDUAN SEKOLAH SEHAT DALAM RANGKA IKHTIAR MEMBUDAYAKAN HIDUP SEHAT BAGI GURU PAUD
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1779
<p>Clean and healthy living behavior (PHBS) is a set of behaviors that are practiced on the basis of awareness as learning outcomes, which make a person, family, group or community able to help themselves (independently) in the health sector and play an active role in realizing public health. good body and soul. That is, something is said to be healthy if outwardly, mentally and socially it runs normally and well, so that it is possible for something to be productive, both socially and economically. If this is related to educational institutions, then healthy schools can be interpreted as educational institutions that have good (normal) elements outwardly (physically) and inwardly (spiritually). Judging from the school environment as seen by the Community Service team, this school does not yet have a number of things that have not been achieved and conditions in the field, the implementation of UKS/M activities is still not optimal in developing PHBS habits for students, so that activities regarding time for coaching, material provided during coaching, as well as students who have not implemented healthy living, especially in the school environment, which is not maximized, besides that the condition of the nation is being hit by COVID19 which has resulted in all activities being delayed.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat Sekolah Sehat adalah keadaan badan dan jiwa yang baik. Artinya, sesuatu dikatakan sehat jika secara lahiriah, batiniah, dan sosial berjalan secara normal dan baik, sehingga memungkinkan sesuatu dapat produktif, baik secara sosial maupun ekonomis. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga pendidikan, maka sekolah sehat dapat dimaknai sebagai lembaga pendidikan yang memiliki unsur-unsur yang baik (normal) secara lahiriah (jasmani) dan batiniah (rohani). Menilai dari lingkungan sekolah yang dilihat oleh tim Pengabdian, sekolah ini belum memiliki beberapa yang belum tercapai dan kondisi di lapangan, masih belum optimalnya pelaksanaan kegiatan UKS/M dalam menumbuhkembangkan kebiasaan PHBS bagi peserta didik, sehingga kegiatan tentang waktu untuk pembinaan, materi yang diberikan saat pembinaan, juga siswa yang belum menerapkan hidup sehat terutama dilingkungan sekolah belum maksimal, disamping itu juga kondisi bangsa yang sedang dilanda oleh COVID19 yang mengakibat semua aktifitas menjadi tertunda.</p>UNA ZAIDAHENENG GARNIKABAIQ ROHIYATUNLU’LUIN NAJWA
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2022-12-202022-12-2022788410.51878/community.v2i2.1779PELATIHAN PENGENALAN DASAR-DASAR KOMPUTER BAGI KEPALA WILAYAH DI DESA MONTONG BAAN DALAM MENGHADAPI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI ABAD 21
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1899
<p>The purpose of this community service activity is to carry out introductory computer basics training for regional heads (KAWIL) in Montong Baan Village, Sikur District, East Lombok Regency as an effort to deal with technological developments as a form of improving 21st century skills for all Regional Heads in Montong Village Baan. This activity was carried out in the form of Community Service (PKM) using the computer basics introduction training method which was carried out for 3 days. Participants in this activity consisted of 8 regional heads according to the number of hamlets in Montong Baan Village. The results of this activity have implications for increasing the insights, abilities and skills of regional heads regarding informatics and computer science, both in the form of software and hardware. These results can be seen from the evaluations carried out both before and after the training activities provided which showed an increase in understanding of information and computer science both theoretically and practically.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah melaksanakan pelatihan pengenalan dasar-dasar computer bagi kepala wilayah (KAWIL) yang ada di desa Montong Baan Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur sebagai upaya menghadapi perkembangan teknologi sebagai bentuk peningkatan keterampilan abad 21 bagi seluruh Kepala Wilayah di Desa Montong Baan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) menggunakan métode pelatihan pengenalan dasar-dasar komputer yang dilakukan selama 3 hari. Peserta pada kegiatan ini terdiri dari 8 orang Kepala Wilayah sesuai dengan jumlah dusun yang ada di Desa Montong Baan. Hasil dari kegiatan ini yakni berimplikasi terhadap bertambahnya wawasan, kemampuan dan keterampilan para kepala wilayah mengenai ilmu informatika dan komputer baik yang berupa <em>software</em> maupun <em>hardware</em>. Hasil tersebut terlihat dari evaluasi yang dilakukan baik sebelum dan setelah kegiatan pelatihan yang diberikan dimana terlihat peningkatan pemahaman mengenai ilmu informasi dan computer baik secara teoritis maupun praktis.</p>ZINNURAIN ZINNURAINMUHAMAD SUHARDI
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-01-302023-01-3022859010.51878/community.v2i2.1899IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASE LEARNIG DI ERA KURIKULUM MERDEKA
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1900
<p>The teacher is a model that students want to emulate in speech, manners, behavior, and in all actions seen by students so that the teacher must really be the expected role model, but in the learning process the teacher needs various learning models so that learning objectives can be achieved . The learning model is a conceptual framework that is used as a guide in carrying out learning that is arranged systematically to achieve learning objectives related to syntax, social systems, reaction principles and support systems. Project-based learning is student-centered learning with a dynamic classroom approach where it is believed that students can gain deeper knowledge through active exploration of real-world challenges and problems. In the independent curriculum it is suggested to apply project based learning to support character development in accordance with the Pancasila Student Profile. National webinar activities assist participants in understanding the implementation of project-based learning models in the independent curriculum era with the aim of participants being able to implement project-based learning in learning activities in their respective classes that are adapted to the conditions and characteristics of students. This activity was carried out in three terms, namely opening, delivering material, and discussion. As a result, participants get an adequate picture to understand and implement PjBL in the independent curriculum era.</p> <p><strong>ABSTRAK <br /></strong>Guru merupakan model yang hendak ditiru oleh siswa dalam tutur kata, adab, tingkah laku, dan dalam segala tindakan yang dilihat oleh siswa sehingga guru harus betul-betul menjadi tauladan yang diharapkan, namun dalam proses pembelajaran guru membutuhkan berbagai model pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan belajar yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung. Pembelajaran berbasis proyek adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan pendekatan ruang kelas yang dinamis di mana diyakini bahwa siswa dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam melalui eksplorasi aktif tantangan dan masalah dunia nyata. Dalam kurikulum merdeka disarankan untuk menerapkan pembelajaran berbasis proyek (<em>project</em> <em>based</em> <em>learning</em>) untuk mendukung pengembangan karakter sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan webinar nasional membantu peserta dalam memahami implementasi model pembelajaran berbasis proyek di era kurikulum merdeka dengan tujuan peserta dapat mengimplementasikan <em>project</em> <em>based</em> <em>learning</em> dalam kegiatan pembelajaran di kelas masing-masing yang disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tiga termin yakni pembukaan, penyampaian materi, dan diskusi. Hasilnya peserta mendapatkan gambaran yang cukup untuk memahami dan mengimplementasikan PjBL di era kurikulum merdeka.</p>MUJIBURRAHMAN MUJIBURRAHMANMUHAMAD SUHARDISITI NUR HADIJAH
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-01-302023-01-3022919910.51878/community.v2i2.1900PENDAMPINGAN PENERAPAN HYGIENE DAN SANITASI PANGAN PADA KANTIN INSTITUSI PEMERINTAHAN KOTA PAREPARE
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1902
<p>One of the efforts in ensuring the halal status of a food product is by applying the principles of hygiene and sanitation in food management places (TPP) such as canteens. The lack of data and information about canteens that apply the principles of food hygiene and sanitation in Parepare City is the rationale for conducting this community service program. For this reason, assistance is needed for TPP/Canteen in implementing safe and healthy food hygiene & sanitation. This program was in the form of training and assistance for managers and owners/sellers in canteens within government offices in Parepare city related to the implementation of hygiene and sanitation of safe and healthy TPP, which includes (a) making and distributing handbooks containing guidelines for self-assessment and self-supervising for hygiene & sanitation of the TPP, (b) counseling and training on the implementation food management places, especially in canteens within government institutions in Parepare city, also (c) assistance in submission for labeling of being supervised and monitored for canteens who have met health requirements for healthy canteens in institution setting. Food management places (TPP), especially in canteens within government office in Parepare city, must become a role model in the implementation of safe and healthy food hygiene & sanitation principles in order to support the implementation plan of the Halal Product Guarantee System program in Parepare city.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Salah satu upaya dalam menjamin kehalalan suatu produk pangan yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi pada tempat-tempat pengelolaan pangan (TPP) / kantin. Masih minimnya data dan informasi mengenai kantin yang menerapkan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi pangan di Kota Parepare menjadi dasar pemikiran pelaksanaan program pengabdian kepada masyarakat ini. Untuk itu dibutuhkan pendampingan bagi TPP/Kantin dalam menerapkan hygiene dan sanitasi pangan yang aman dan sehat. Kegiatan ini berupa pelatihan dan pendampingan bagi pengelola kantin yang ada di kantor-kantor pemerintahan kota Parepare terkait penerapan hygiene dan sanitasi TPP yang aman dan sehat, meliputi (a) pembuatan dan pembagian buku saku berisi panduan penilaian dan pengawasan hyigene & sanitasi TPP secara mandiri, (b) penyuluhan dan pelatihan penerapan hygiene & sanitasi TPP pada kantin atau sejenisnya yang aman dan sehat, serta (c) pendampingan pengajuan label pengawasan/pembinaan bagi pengelola kantin yang telah memenuhi syarat kesehatan di kantor-kantor pemerintahan Kota Parepare. Tempat pengelolaaan pangan khususnya pada kantin di kantor-kantor lingkup pemerintahan Kota Parepare harus menjadi contoh penerapan prinsip-prinsip hygiene dan sanitasi pangan yang aman dan sehat guna mendukung rencana penerapan program Sistem Jaminan Produk Halal di Kota Parepare.</p>RUSLAN LA ANESYAMSUAR MANYULLEIMUH. FAJARUDDIN NATSIRWAHYULAN AMBOISITI CHAERANI FATIMAH APDIN
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-01-302023-01-302210010610.51878/community.v2i2.1902PELATIHAN PENERAPAN PERILAKU ADAPTIF PNS DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI
https://jurnalp4i.com/index.php/community/article/view/1917
<p>Building an adaptive attitude in responding to rapid changes with various challenges, especially in the Bangka Belitung Islands Province by creating innovations aimed at instilling a civil servant mindset on how to create high-quality and professional service behavior. The influence on the organization has a positive impact so that it is ready to face change in all situations which ultimately provides longevity and is not problematic. For the government bureaucracy, the internalization of core values practiced by civil servants in a work organization will be a prerequisite for accelerating achievement. The results found by researchers are Communication 40%, Skills in everyday life 10%, Socialization 40% and Movement 10%. The purpose of the organization is primarily to support bureaucratic reform towards a world-class bureaucracy that aspires to be competitive and able to answer the expectations of society.</p> <p><strong>ABSTRAK<br /></strong>Membangun sikap adaptif dalam mensikapi perubahan yang begitu cepat dengan beragam tantangan khususnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan aksi menciptakan inovasi yang bertujuan menanamkan pola pikir PNS bagaimana menciptakan perilaku pelayanan berkualitas tinggi dan professional. Pengaruh terhadap organisasi membawa dampak yang positif sehingga siap menghadapi perubahan dalam segala situasi yang akhirnya memberikan daya tahan lama dan tidak bermasalah,Bagi birokrasi pemerintahan internalisasi <em>core values</em> yang dipraktikkan para PNS dalam suatu organissi kerja akan menjadi prasyarat berperan mengakselelerasi pencapaian. Adapun hasilnya yang ditemukan peneliti adalah Komunikasi 40 %, Ketrampilan dalam kehidupan sehari-hari 10 %, Sosialisasi 40 % dan Gerak 10 %. Tujuan organisasi terutama untuk mendukung reformasi birokrasi menuju birokrasi kelas dunia yang dicita-citakan berdaya saing serta sanggup menjawab ekspetasi masyarakat.</p>RACHMAT BAHMIM SAFIRI
Copyright (c) 2022 COMMUNITY : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0
2023-02-102023-02-102210711410.51878/community.v2i2.1917